[ Sejarah Perjalanan IPPNU ]

Kata Pengantar 
Ketua Umum PP IPPNU
Hj. Safira Machrusah
 

Bismillahirrahmanirrahim.

Marilah kita panjatkan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan kepada kita semua sehingga akhirnya buku sejarah IPPNU dapat terselesaikan dengan baik. 

Buku yang kini berada di tangan pembaca adalah sebuah titian perjalanan yang cukup melelahkan untuk mengukir sekaligus mengukur keberhasilan ataupun kegagalan para founding fathers serta pionir IPPNU dalam mengantarkan, mengagregasikan semua potensi, dan memagari organisasi agar tetap eksis dan senantiasa menjadi refleksi yang takkan pernah hilang. Sebagai sebuah rekaman sejarah, buku ini adalah usaha pertama yang ditulis untuk mendokumentasikan gerak langkah IPPNU dimulai sejak berdirinya pada tahun 1955 sampai periode sekarang, tahun 2000.

Hadirnya sebuah buku sejarah yang komprehensif telah lama dinantikan oleh hampir seluruh warga IPPNU, karena sejak tahun 1963, kongres IPPNU telah mengamanatkan perlunya dibuat sejarah organisasi yang akan menjadi pedoman serta pegangan semua warga, para pemerhati dan simpatisan IPPNU. Alhamdulillah, Allah SWT telah memberikan jalan bagi PP IPPNU untuk dapat menyelesaikan tugas berat dan juga penting bagi IPPNU di masa depan.

Sejarah, dimanapun selalu menjadi perenungan dan pelajaran yang selalu bermakna. Karena dari sejarahlah, seseorang atau suatu kelompok dapat menilai dan melakukan refleksi terhadap semua peristiwa yang terekam dan aktivitas yang telah dilakukan para pendahulunya. Terlepas apakah sejarah itu bermanfaat dan pantas diteladani atau sebaliknya, kesemuanya tentu melahirkan wacana yang sangat komprehensif untuk melakukan dekonstruksi pemikiran masa lalu yang harus dipadukan dengan masa kini. Melalui sejarah, sebenarnya kita, manusia, diingatkan untuk selalu menghargai semua yang telah ditanamkan oleh orang tua kita agar di saat kita dewasa nanti tidak pernah alpa dan salah arah dalam menjalani kehidupan yang tentunya jauh berbeda dengan masa lampau.

Bangun sejarah IPPNU yang masih samar, semakin menempatkan IPPNU menjadi sebuah organisasi yang pada dataran tertentu menjadi bias dan tak bermakna ketika dipersandingkan dengan sejarah kehebatan organisasi pemuda lainnya yang cukup dinamis. Alasannya cukup sederhana, adalah karena kita anak cucunya kurang diberikan pengertian yang utuh tentang eksistensi dan peran IPPNU sepanjang sejarah. Kita sebagai kader nahdliyah tidak diwarisi sikap-sikap untuk memelihara dan menjaga tanggung jawab keorganisasian dengan penuh ketulusan dan dedikasi. Yang terjadi pada akhirnya adalah, semangat untuk melakukan perubahan menjadi gamang dibayangkan. Karena ketiadaan satu konsistensi sikap yang utuh terhadap makna perjuangan. Karena kita tidak diperkenalkan dengan jiwa demikian!

Oleh karena itulah usaha yang dilakukan oleh PP IPPNU dalam menggali sejarah, terkadang mengalami stagnasi, disebabkan kelangkaan informasi yang didapatkan untuk melengkapi data yang diperlukan bagi pembuatan sebuah buku sejarah. Namun berkat kerja ulet tim penyusun, yang dengan tanpa mengenal lelah membantu penyelesaian buku ini, PP IPPNU berkeyakinan bahwa halangan sebesar apapun, kalaulah dilandasi dengan kesungguhan, niat yang tulus, dan tekad untuk mewujudkan amanat yang tertunda, atas izin Allah SWT, tentu dapat diselesaikan. Dan memang demikian adanya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan, Ibu Khofifah Indarparawansa dan Ketua Umum PBNU, K.H. Achmad Hasyim Muzadi, yang telah memberikan sambutan atas diterbitkannya buku sejarah IPPNU ini. Bapak K.H. Bapak Asnawi Latief yang telah bersedia memberikan bahan-bahan dan meluangkan berjam-jam waktunya dalam penyusunan buku ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Tosari Wijaya, Ibu Umroh, Ibu Mahmudah, Ibu Farida, Ibu Machsusoh, Ibu Misnar, dan Ibu Titin yang menyediakan waktu untuk kami wawancarai. Khusus untuk Ibu Nihayah, terima kasih atas kesempatan yang diberikan di sela-sela kesibukan kunjungan ke Jakarta. Kepada Ibu Basyiroh, kami sampaikan terima kasih atas kilat khusus pengiriman bahan-bahan dari Tuban. Kepada Ibu Ida, Ibu Machsanah, dan mbak Ulfah yang secara khusus bersedia memberikan keterangan dan pengalamannya, PP IPPNU mengucapkan terima kasih. Kepada rekan-rekan Pimpinan Pusat yang turut membantu pengumpulan bahan, Umi Zahroh dan Ratu Dian Hatifa, serta M.K. Taufani yang bersedia membongkar arsip-arsip lama IPPNU, mohon dicatat bahwa buku ini adalah hasil karya bersama. Khusus kepada staf-staf Lakpesdam yang memberikan dokumen-dokumen penting IPPNU masa lalu, ucapan terima kasih yang tulus kami sampaikan.

Pada akhirnya, perkataan, tindakan ataupun semangat perjuangan yang telah sekian lama dilakukan dengan nurani yang jujur, berdedikasi dan tanpa pamrih tak akan pernah menjadi berguna tanpa adanya dokumen sejarah yang tertuliskan. Oleh karena itulah keberadaan sebuah arsip yang kini dan kelak akan diwariskan secara bergantian kepada anak bangsa terutama kader IPPNU, menjadi sangat esensial. Semoga segenap kesungguhan, ketakwaan, dan kebersahajaan yang telah dilakukan oleh para pendahulu menjadi teladan bagi kita semua ... dan saatnyalah kita bersama-sama meyakinkan "Inilah diri kita" dan nyanyikan :

Sirnalah gelap ... terbitlah terang
Mentari dari timur ... kini sudah bercahya
Ayunkan langkah ... pukul dan dentamkan genderang
Yakinilah ... segala rintangan akan mundur semua
 
Tiada samudera sedalam iman dan taqwa
Dan tiada gunung setinggi cita-cita dan harapan kita
Sujud kepala dan tundukkan dalam-dalam kepada Allah SWT
Tegakkan kepala, tegarkan dan lawanlah semua derita

Di malam yang hening di hati yang terang
Hatiku teguh bagimu IPPNU
Di malam yang hening di hati membakar dan berkobar
Hatiku penuh bagimu pertiwi, negeri bahari

Mekar seribu bunga di taman
Mekar cintaku pada ikatan
Ilmu kucari setinggi langit dan amal kuberikan dengan tulus
Untuk agamaku, bangsaku, dan negeriku tercinta ... Indonesia

Bersatu ... wahai pemudi Indonesia ... Jaya ... Jaya  IPPNU
 

Jakarta, 22 Februari 2000
 

Dra. Hj. Safira Machrusah
Ketua Umum PP IPPNU

 

www.kmnu.org - Copyright © NU Mesir