Abdurrahman Wahid


      Ketua Umum PBNU 1984-1999

      Putra sulung Wahid Hasjim ini lahir pada 194O. Menyelesaikan pendidikan SMTP dan SMTA umumnya di Jakarta dan Yogyakarta, sambil belajar bahasa Arab di pesantren Kiai Ali Ma'shum pada sore hari. Pendidikan ini ditambah dengan dua tahun di pesantren Tegalrejo dan satu tahun di Tambakberas (Pesantren Kiai Wahab Chasbullah Jombang), dimana dia juga mulai mengajar. Pada 1963 dia berangkat ke Mesir untuk belajar di Al-Azhar; tidak puas dengan tingkat pendidikan di sana dia pindah ke Bagbdad, dia mendaftar pada fakultas Adab dan me- neruskan studinya sampai 1970. Pada 1971 dia kembali ke Indonesia dan mulai mengajar di Jombang.

      Dari 1974 s.d. 1979 dia menjabat sebagai sekretaris pesantren Tebuireng, kemudian pindah ke Jakarta dimana dia menjadi seorang tokoh terkemuka dalam kehidupan budaya kota besar itu. Dia menjadi seorang kolumnis yang menulis beragam pokok persoalan, aktif di berbagai organisasi non pemerintah, ambil bagian dalam mempelopori program-program pengembangan masyarakat melalui pesantren, dan terpilih sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1983-1985). Dia memegang jabatan yang relatif tidak penting di PBNU sejak 1979 (Katib Syuriyah) tetapi tiba-tiba melejit pada masa krisis 1982-84, dengan menjadi penengah di antara berbagai faksi. Pada muktamar 1984 dia terpilih sebagai ketua umum Tanfidziyah, dan terpilih kembali pada muktamar 1989.

      (Tempo 1981:843-4; 1986: 1156-7, dan keterangan pribadi)