Zainul Arifin


      Lahir di Mandailing, Sumatera Utara, tetapi dibesarkan di Jakarta, dimana dia bekerja sebagai pegawai negeri di kotamadya ini pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Belanda. Dia adalah anggota eksekutif Masyumi yang pertama pada 1943, dan menjadi komandan tertinggi barisan Hizbullah setelah didirikan pada 1945, dan tetap memegang posisi ini selama masa revolusi. Pada 1950-an dia menjadi salah seorang pemimpin politik tertinggi NU, menjadi Wakil Perdana Menteri pada kabinet Ali Sastroamidjojo Pertama (1953-4). Setelah Soekarno membubarkan Dewan Konstituante dan menggantikannya dengan DPRGR, Zainul Arifin terpilih sebagai ketuanya. Dia meninggal pada 1963.