[  Kliping NU 1998  ]


Sabtu, 25 Juli 1998

Umat Islam Wajib Berpolitik

Jakarta, Kompas

Pakar politik dan pendiri Partai Ummat Islam Prof Dr Deliar Noer mengatakan, berpolitik bagi umat Islam adalah wajib hukumnya, sebab politik tidak lepas dari kehidupan bernegara. Bila umat Islam tidak berpolitik, maka pihak lain menentukan politik untuknya.

"Jadi mau tidak mau tiap warga negara harus berpolitik, paling sedikit dalam rangka turut serta dalam pemilu," kata Deliar saat berbicara pada Seminar Partai Agama yang diselenggarakan Institut Studi Arus Informasi (ISAI) di Jakarta, Jumat (24/7). Pembicara lainnya adalah tokoh Nahdlatul Ulama KH Cholil Bisri dan Marsillam Simanjuntak.

Hal senada diungkapkan Cholil Bisri yang mengatakan, umat Islam perlu menumbuhkan kekuatan politik untuk menegakkan agama, kebenaran, dan perhitungan-perhitungan. Perlunya Islam berpolitik dipaparkan Cholil dengan mengemukakan tujuh pendekatan.

Deliar memandang perlu adanya partai yang berbasiskan agama. Boleh tidaknya partai agama menurut Deliar harus ditentukan oleh rakyat, bukan oleh pemerintah. Sementara siapa yang bakal masuk dalam kancah politik, ditentukan oleh pemilu.

"Apakah nanti Partai Kebangkitan Bangsa yang didirikan Pak Cholil yang akan mendapat dukungan, atau Partai Ummat Islam yang saya bentuk. Atau bahkan adanya aliansi di antara keduanya, itu pemilu yang menentukan," kata Deliar.

Deliar berpendapat adalah lebih baik kalau terjadi aliansi. Bukan hanya aliansi sesama partai Islam saja, tetapi diperlukan aliansi dengan PNI atau PDI Megawati, sebab persoalan yang dihadapi bangsa kita menurut Deliar adalah agar reformasi total dapat dijalankan yang mengharuskan kebersamaan.

Sementara Marsillam Simanjuntak mengatakan, reformasi membuka peluang untuk mendirikan partai baru seiring dengan ditinggalkannya rezim Soeharto. Yang dipertanyakan, apakah setuju dengan partai berdasarkan agama, apakah boleh atau tidak, juga apakah partai sejenis ini problematik.

Menurut Simanjuntak, pertanyaan-pertanyaan semacam itu sudah tidak ada gunanya, sebab partai yang sedang dipertanyakan itu secara faktual, yakni partai berdasarkan agama Islam atau untuk golongan agama Islam, sudah didirikan. Simanjuntak menyebut antara lain Partai Amanah Bangsa dari Amien Rais. Topik yang lebih penting menurut Simanjuntak adalah bahwa reformasi ini sedang tersendat di tengah jalan.

Terhadap partai berdasarkan agama itu sendiri Simanjuntak menyatakan tidak punya antipati, tetapi juga tidak bersimpati. (pep)


www.muslims.net/KMNU - Copyright © KMNU Cairo - Egypt