[  Kliping NU 1998  ]


Jumat, 24 Juli 1998

Partai Kebangkitan Bangsa Berdiri

Jakarta, Kompas

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dimotori Matori Abdul Djalil (Ketua Umum Dewan Tanfidzi), Muhaimin Iskandar (Sekjen), Imam Churmen (Bendahara) dan KH Ma'ruf Amin (Ketua Dewan Syura), resmi berdiri, Kamis (23/7). Partai yang dideklarasikan di Ciganjur, Jakarta, ini, bersifat kejuangan, kebangsaan, terbuka, dan demokratis. Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama, KH Abdurrahman Wahid, mengimbau seluruh warga NU untuk mencoblos partai ini dalam pemilu mendatang.

Selain Rais Aam NU, KH Ilyas Ruchiat; Ketua Umum PBNU, KH Abdurrahman Wahid, para sesepuh dan tokoh NU berpengaruh lainnya serta sekitar 1.000 nahdliyin, juga hadir para purnawirawan ABRI seperti mantan Menhankam Jenderal TNI (Purn) Edi Sudradjat, mantan Wapres Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, mantan Wakil KSAD Letjen TNI (Purn) Soerjadi, dan mantan Kabakin Letjen TNI Arie Sudewo. Juga tampak Dubes Palestina Ribhi Awad.

Ini merupakan deklarasi partai terbesar dari sekitar 40 partai yang telah menyatakan resmi berdiri sejak berakhirnya Orde Baru.

Dalam deklarasi yang dibacakan salah seorang deklarator, KH Muhid Muzadi, dikemukakan, dalam kurun tiga dasa warsa terakhir, perjuangan bangsa untuk mencapai cita-cita proklamasi kemerdekaan, semakin jauh dari yang diharapkan. Pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan budaya telah mengabaikan faktor rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Pengingkaran terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut telah melahirkan praktek kekuasaan tidak terbatas dan tidak terkendali yang mengakibatkan kesengsaraan rakyat.

Untuk mewujudkan prinsip-prinsip tersebut, serta mencegah terjadinya kesalahan serupa di masa mendatang, diperlukan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis. Dalam tatanan kehidupan demokratis tersebut, warga Jam'iyah Nahdlatul Ulama sebagai bagian dari bangsa Indonesia bertekad untuk bersama komponen bangsa lainnya mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, berahlak mulia, dan bermartabat melalui suatu wadah partai politik.

Para purnawirawan

Kehadiran sejumlah jenderal purnawirawan dalam deklarasi PKB ini, memang telah lama didengar, khususnya setelah selesainya perhelatan Munas Golkar Luar Biasa yang berlangsung pertengahan Juli lalu. Namun, para purnawirawan tersebut menolak adanya keterkaitan kehadiran mereka di situ dengan "kegagalan" kaum purnawirawan di MLB Golkar. Ketika ditanya wartawan mengenai hal itu, Edi Sudradjat hanya menjawab, "Saya datang memenuhi undangan."

Satu per satu mereka berbicara dengan Gus Dur di kamar pribadinya. Try Sutrisno yang pertama kali datang sekitar pukul 15.00 langsung berpelukan dengan Matori Abdul Djalil. Setelah bersalaman dengan Ny Nuriyah, istri Gus Dur -panggilan akrab Abdurrahman Wahid - Try lalu berbincang di kamar Gus Dur sekitar 10 menit. Rombongan berikutnya yang masuk ke kamar Gus Dur adalah Edi dan Arie. Mereka berbicara sekitar lima menit. "Wah keadaan Bapak semakin membaik ya Bu," kata Edi kepada Ny Nuriyah setelah selesai pertemuan.

Para purnawirawan ini kemudian berjalan kaki menuju tempat deklarasi, di mana nahdliyin beserta seluruh pengurus NU maupun pengurus PKB telah menunggu. Gus Dur sampai ke tempat itu dengan memakai mobil dan disambut dengan salawat Badar.

Dalam sambutannya seusai pengumuman susunan pengurus, Gus Dur mengatakan bahwa tugas yang diemban PKB sangatlah berat. Selain mereka harus bekerja keras untuk memenangkan Pemilu, PKB juga harus mengimplementasikan visi partainya yang bersifat kejuangan, demokratis, dan terbuka.

"Tidak sedikit dari kita, termasuk warga NU, yang selama ini menganggap warga keturunan Tionghoa bukan sebagai orang Indonesia. Ini salah, karena tidak ada yang asli di Indonesia. Nenek moyang saya 500 tahun yang lalu adalah orang Tionghoa. Oleh karena itu saya tidak terima kalau di Indonesia ini ada perbedaan ras," katanya.

Gus Dur juga menyinggung adanya kekhawatiran sejumlah kalangan terhadap rencana NU mendirikan partai politik dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang "mengecilkan" NU. "Oleh karena itu, warga NU diharapkan ikut dalam Pemilu mendatang dan mencoblos PKB. Ini bukan kampanye, karena belum waktunya. Tapi ini untuk menunjukkan bukti bahwa PBNU mendukung dan mendirikan PKB," kata Gus Dur yang disambut riuh warganya.

Seusai deklarasi, Try Sutrisno yang bersusah payah keluar dari kerumunan wartawan mengatakan, menghargai pembentukan partai ini. Ia berharap PKB benar-benar menjadi partai yang toleran, memperteguh serta memperkukuh persatuan dan kesatuan, serta bisa menyalurkan aspirasi rakyat secara demokratis.

Ketika ditanya apakah ia akan bergabung dengan PKB, secara diplomatis Try menjawab, "Seluruh bangsa Indonesia mendukung mereka yang memperjuangkan kesatuan dan persatuan."

Kronologi pendirian

Kepada para tamu yang hadir, Wakil Sekjen PBNU Arifin Junaidi menceritakan kronologi berdirinya PKB, yang pada intinya mengemukakan bahwa keinginan warga NU untuk mendirikan partai itu ditanggapi secara hati-hati dan saksama oleh PBNU. Mengingat, hasil Muktamar NU ke-27 di Situbondo menetapkan bahwa secara organisatoris NU tidak terkait dnegan partai politik mana pun dan tidak melakukan kegiatan politik praktis. Namun di sisi lain, yang dialami jamaah dan jam'iyah NU adalah dipinggirkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. NU yang warganya mencapai sekitar 40 juta itu terus diupayakan ditiadakan dan dianggap tidak ada.

Melihat situasi seperti itu, khususnya atas desakan untuk membentuk parpol sendiri, PB NU membentuk Tim Lima yang ditugaskan untuk memenuhi aspirasi warga NU. Tim Lima diketuai KH Ma'ruf Amin, dengan anggota KH M Dawam Anwar, KH Said Aqil Siradj, Rozy Munir, dan Achmad Bagdja. Untuk mengatasi hambatan, Tim Lima tidak dibekali surat keputusan PB NU. Kemudian tanggal 20 Juni 1998 dibentuk Tim Asistensi untuk membantu Tim Lima antara lain dalam menginventarisasi dan merangkum usulan warga NU untuk mendirikan partai baru. (myr/ush)

Susunan DPP Partai Kebangkitan Bangsa Periode 1998-1999

Dewan Syura
Ketua:
KH Ma'ruf Amin
Wakil Ketua: KHM Cholil Bisri
Sekretaris: KHM Dawam Anwar
Anggota: Brigjen TNI (Purn) KH Sullam Syamsun
KHM Hasyim Latief
Dr KH Nahrawi A Salam
KHM Mukeri Gawith
KH Yusuf Muhammad
KH Dimyati Rais
Hj Sariani Thaha
TGH Turmudzi Badruddin.

Dewan Tanfidzi
Ketua Umum: Matori Abdul Djalil
Ketua: Dr H Alwi Shihab
Umrah M Tholchah Mansoer
Agus Suflihat
Amru Mu'tashim
KH Imam Buchari Chalil
Taufiqurrahman
Yafi Thahir
Khofifah Indar Parawansa.
Sekjen: Muhaimin Iskandar
Wakil Sekjen: Amin Said Husni
Aris Siagian
Yahya Staquf Chalil
Bendahara: Imam Churmen
Wakil Bendahara: Ali Mubarrak
Safrin Romas
Para Deklarator: KH Ilyas Ruhiat
KH Munasir Ali
KH Mustofa Bisri
KH Muhid Muzadi
KH Abdurrahman Wahid


www.muslims.net/KMNU - Copyright © KMNU Cairo - Egypt