[  Kliping NU 1998  ]


Kamis, 23 Juli 1998

Tajuk Rencana

Peta Partai Politik di Masa Depan Tampak Makin Jelas

PARTAI-partai baru yang timbul dalam zaman reformasi berjumlah lebih dari 40. Menyusul kemudian dua partai baru lagi. Partai Amanah Bangsa didirikan oleh Dr Amien Rais dan teman-temannya. Satu lagi, Partai Kebangkitan Bangsa, didirikan oleh organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama dan dipimpin oleh Matori Abdul Jalil dan rekan-rekannya.

Partai yang dirintis oleh Dr Amien Rais berbasiskan Islam, nasionalis, patriotis, dan bersifat terbuka. Partai yang didirikan oleh NU juga bersifat terbuka. Baik oleh tokoh dan organisasi yang merintis dan mendirikannya maupun oleh asosiasi organisasi dan tokoh-tokoh yang mendukungnya, kedua partai baru itu mempunyai potensi untuk menjadi partai besar.

Kecuali kedua partai itu, sudah lebih dulu hadir sejumlah partai baru. Partai-partai itu berdiri bersama ketiga organisasi sosial politik yang selama ini ada, yakni Partai Persatuan Pembangunan, Golkar, dan Partai Demokrasi Indonesia.

Dengan hadirnya dua partai baru yang masing-masing dirintis oleh Dr Amien Rais dan kawan-kawan serta oleh Nahdlatul Ulama, gambaran partai politik di masa depan lebih jelas. Bersama PDI-nya Megawati Soekarnoputri, mereka akan menjadi tiga partai yang memiliki potensi untuk menjadi partai besar. Artinya partai yang akan memperoleh suara cukup besar dalam pemilihan umum 1999.

Segera muncul pertanyaan apa dampak kehadiran tiga partai itu, yakni Partai Amanah Bangsa, Partai Kebangkitan Bangsa dan PDI-nya Mega bagi Partai Persatuan Pembangunan dan Golkar. Ada kemungkinan imbangan kekuatan politik di masa depan berubah. Ada kemungkinan, partai-partai baru yang sudah lebih dulu didirikan, bergabung dengan kedua partai baru yang dipimpin oleh Dr Amien Rais dan yang dipimpin oleh Matori. Bahkan mungkin juga ada yang bergabung dengan PDI-nya Megawati.

MENGAPA kedua partai baru yang didirikan terakhir itu mempunyai potensi dan kesempatan besar? Kedua partai itu didukung oleh kekuatan sosial yang secara nyata hidup berakar dalam masyarakat, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Kedua partai itu berbasis Islam tetapi sekaligus juga disertai kualifikasi yang membuat kedua partai itu terbuka. Masuk akal jika keduanya akan mampu merumuskan dan menjabarkan visi, identitas dan program yang berbobot dan menarik.

Juga bisa diperkirakan, masing-masing akan bisa menghimpun organisasi dan kekuatan-kekuatan sosial lainnya. Figur-figur ketua dan pimpinannya merupakan tokoh-tokoh yang memiliki kredibilitas, wibawa dan pergulatan kepemimpinan.

Dibandingkan dengan kebanyakan partai baru lainnya, kedua partai itu memiliki jaringan yang cukup luas kehadirannya. Sekurang-kurangnya keduanya telah mempunyai jaringan yang dapat dikembangkan menjadi jaringan partai.

Jika diukur dengan kriteria reformasi, kedua partai serta para pemimpinnya cukup besar kredibilitasnya. Mereka tidak merupakan bagian dari orde dan periode yang digugat oleh gerakan reformasi. Tokoh-tokoh seperti Amien Rais bahkan dikenal sebagai penunjang dan pemimpin yang memihak reformasi. Demikian pula Matori Abdul Jalil, sekalipun forum dan caranya berbeda dalam melawan pemerintahan lama.

Mengapa Partai Demokrasinya Megawati masuk ke dalam partai yang juga berpotensi besar? Hal itu sudah dibuktikan, di antaranya secara nyata dalam pemilihan umum yang lalu. Tanpa PDI Mega, PDI Soerjadi turun drastis perolehan suaranya. Padahal pemilihan umum yang lalu berlangsung dalam suasana belum sepenuhnya bebas, terutama belum sepenuhnya jujur dan adil.

Visi dan pandangan politik yang diwakili oleh PDI Mega cukup luas dan kukuh basisnya terutama di kalangan rakyat banyak, tetapi juga di kalangan penduduk perkotaan. Megawati Soekarnoputri jelas diakui mempunyai kharisma dan identifikasi kuat dengan wong cilik, orang kebanyakan, orang susah.

Visi dan sikap kebangsaannya yang terbuka, lebih leluasa menampung pluralisme masyarakat bangsa. Apalagi PDI yang dipimpinnya membuka koalisi dengan kekuatan dan tokoh kepemimpinan lain seperti dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

ATAS dasar argumen-argumen itulah, kita berpendapat, ketiga partai itu yakni Partai Amanah Bangsa, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Demokrasi Indonesia pimpinan Megawati, mempunyai peluang untuk menjadi partai besar atau partai yang diperhitungkan.

Mau tidak mau, asumsi itu segera disusul oleh pertanyaan, apa dampak kehadiran mereka bagi Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan? Unsur-unsur yang dihimpun oleh Partai Amanah Bangsa maupun Partai Kebangkitan Bangsa, selama ini hadir bahkan berperanan dalam Golkar maupun PPP.

Kelebihan dari kedua orsospol itu bahwa mereka telah mempunyai organisasi, jaringan, kehadiran, personalia, dan dana. Golkar bahkan tetap menjadi penopang pemerintahan Presiden Habibie.

Sekalipun tidak seluas dan serapi Golkar, kedua partai baru juga memiliki jaringan, organisasi, kehadiran, dan personalia. Demikian pula Partai Demokrasi Indonesia.

ADA faktor yang akan sangat menentukan, yakni seperti apa terjemahan reformasi politik dalam Undang-Undang Kepartaian, dalam Undang-Undang Pemilihan Umum dan yang tidak kurang pentingnya dalam menciptakan dan menjamin hadirnya kebebasan, kejujuran, keadilan dalam pemilihan umum yang akan datang.

Seberapa jauh dalam iklim reformasi yang diterjemahkan ke dalam perundangan prinsip serta suasana demokrasi itu, pola yang berlaku selama ini, masih dapat diberlakukan. Pola lama itu adalah pola peranan pemerintah, birokrasi, di pusat, di daerah, sampai di desa-desa yang sejauh ini menentukan peranannya bagi kemenangan Golkar. Termasuk di dalamnya posisi dan peranan ABRI dalam pemilihan umum yang akan datang. Akan secara terselubung berpihak atau akan sebenar-benarnya berdiri di atas semua partai, peserta pemilihan umum.

KEHADIRAN partai-partai yang diperkirakan memperoleh suara besar dalam pemilihan umum, merupakan langkah positif. Kehadiran mereka ikut memberikan gambaran yang lebih jelas, seperti apakah konfigurasi kekuatan-kekuatan sosial politik yang akan datang.

Apakah kehadiran partai-partai baru akan menggairahkan entusiasme para calon pemilih terutama di kalangan anak muda, pelopor dan penggerak reformasi? Sangat tergantung oleh suasana keterbukaan dan demokrasi, sangat dipengaruhi oleh visi, program dan kredibilitas pimpinannya. Jika harapan mereka terasa tidak dipenuhi, tidak tertutup kemungkinan maraknya Golput.

Untuk mencegah kemungkinan itu, masuk akal, jika wacana atau debat politik dalam waktu dekat ini, tidak surut, malahan akan lebih bersemangat. Mungkin lantas muncul pertanyaan, jika dialog politik kembali bergairah, bagaimana diupayakan agar kegiatan itu tidak mengganggu konsentrasi usaha kita bersama mengatasi krisis ekonomi, terutama yang menyangkut perikehidupan rakyat banyak?


www.muslims.net/KMNU - Copyright © KMNU Cairo - Egypt