Media Indonesia, Selasa, 14 Oktober 1997 Gus Dur: Konglomerat Jangan Berspekulasi JAKARTA (Media): Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengimbau masyarakat agar bersikap tenang dalam menghadapi berbagai gejolak ekonomi belakangan ini. "Para konglomerat diharapkan tidak melakukan spekulasi dengan memborong dolar, demikian pula kepada kaum intelektual agar tidak mengeluarkan pernyataan yang justru dapat memanaskan suasana," ujar Gus Dur kepada pers di Jakarta kemarin (13/10). Menurut Ketua Pokja Forum Demokrasi itu, sekarang ini Indonesia membutuhkan kearifan, suasana tenang, serta perilaku yang tidak menimbulkan kekacauan. "Kalau kita dapat keluar dari cobaan yang sangat berat ini, maka ke depan, bangsa ini akan lebih solid dan mampu menghadapai tantangan yang lebih besar," katanya. Oleh sebab itu, Gus Dur mengharapkan para konglomerat untuk bersikap tenang, sebab jika mereka panik, maka akan menambah kalutnya suasana. "Jangan sampai karena takut, lalu memborong dolar sebanyak-banyaknya, akibatnya nilai rupiah semakin turun," ujarnya. Jika ini yang terjadi, maka akan berakibat lebih parah lagi, sebab akan menghambat proses produksi maupun distribusi barang-barang, ujarnya. Kalau para konglomerat mampu menahan diri dengan tidak memborong dolar, maka harga dolar dengan sendirinya tidak akan gampang-gampang naik. "Memang tidak realistis jika kita menghendaki harga dolar turun seperti sebelumnya, yaitu di bawah Rp 3.000, tetapi paling tidak, jangan sampai rupiah rontok hingga jatuh pada titik empat ribu ke atas. Posisi yang realistis adalah pada angka 3.000 hingga 3.500," tambahnya. Menurut Gus Dur, sekarang ini di tengah-tengah masyarakat tengah terjadi kepanikan yang luar biasa. "Tetapi kondisi ini tidak ada yang mau mengakuinya. Kondisi yang sebenarnya, ujarnya, para pemilik rupiah takut terjadi sesuatu terhadap uangnya, lalu dulu-duluan memborong dolar. "Ini pasti akan menimbulkan suatu eskalasi dalam pemborongan dolar. Eskalasi dalam krisis likuidasi rupiah ini bisa merembet ke persoalan lain," katanya mengingatkan. Dia justru menyatakan salut kepada rakyat kecil yang tetap bersikap tenang dalam menghadapi gejolak ini. "Mana ada rakyat yang memborong bahan-bahan kebutuhan dapur. Mereka tidak melakukan itu, mungkin karena memang tidak punya uang," katanya. Sikap masyarakat yang seperti itu, lanjut Gus Dur, merupakan dorongan untuk pulihnya kembali perekonomian nasional. Menurut Gus Dur, faktor paling menentukan dalam mengembalikan kinerja perekonomian nasional adalah kesadaran dari para konglomerat untuk tidak gegabah memborong dolar. "Kalau kita bicara tentang nasionalisme, di sinilah ladang untuk melakukan pembuktian," demikian Gus Dur. (Edi/KS/D-1)