SUARA MERDEKA Selasa, 29 April 1997 Hubungan Akrab Gus Dur - Mbak Tutut dan Mega Sebatas Ukhuwah Islamiyah Gus Dur dan Kiai Ilyas TASIKMALAYA - Rais Aam PBNU KH M Ilyas Ruchiyat menilai, hubungan akrab Gus Dur dengan Ny Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) dan Megawati, masih dianggap sebatas menjalin hubungan ukhuwah Islamiyah. Sehingga, sikap Gus Dur itu tidak melanggar Khittah 1926 yang membuat NU berafiliasi ke salah satu OPP. "Warga NU sendiri tidak menganggap hal itu sebagai masalah,'' kata Kiai Ilyas. Pernyataan itu dikemukakan Pimpinan Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya, di sela-sela berlangsungnya acara istighotsah, halaqah, dan haul ke-20 almarhum KH Muhammad Ruchiyat (ayahanda KH Ilyas) di Aula kampus IAIC (Institut Agama Islam Cipasung), Tasikmalaya, pekan lalu. Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Menteri Agama Dr Tarmizi Taher. Acara itu dihadiri sekitar 5.000-an orang yang memadati ruangan aula. Mereka yang hadir, antara lain para mahasiswa, siswa sekolah, dan santri di lingkungan Ponpes Cipasung, ditambah wakil-wakil dari pondok pesantren lain, baik dari Kabupaten Tasikmalaya, maupun daerah lain di Jawa Barat. KH M Ilyas juga menilai, sikap Gus Dur selama ini belum keluar dari Khittah 1926, meski diketahui sering memberi peluang kepada organisasi peserta pemilu (OPP) tertentu untuk memanfaatkan massa NU. "Sikapnya selama ini dinilai sama sekali tidak menunjukkan upaya mengafiliasikan NU ke dalam OPP tertentu,'' tandas Kiai yang tahun 1994 lalu terpilih untuk kedua kalinya selaku Rais Aam NU. Kiai Ilyas mengakui, langkah Gus Dur itu memang bisa saja mengundang tanggapan positif dan negatif. Hanya saja, lanjut dia, yang jelas dalam setiap pertemuan antara warga NU dengan tokoh Golkar, Gus Dur selalu mengingatkan bahwa pihaknya hanya sebatas menyediakan panggung atau tempat. "Terhadap Mbak Tutut, misalnya, Gus Dur memperkenalkannya sebagai calon tokoh masa depan,'' paparnya. Dalam kesempatan sama, saat dimintai tanggapan tentang tidak diberinya peluang kepada Ketua Umum PPP Ismail Hasan Metareum untuk melakukan pertemuan dengan warga NU, Gus Dur mengatakan, bahwa peluang itu tidak perlu lagi diberikan kepada PPP. Ia menilai, selama ini, PPP sudah terlalu banyak memanfaatkan sarana NU untuk menggalang massa. "Contohnya, dalam bentuk-bentuk pengajian. PPP, memang dulunya didirikan oleh sejumlah tokoh NU,'' ungkap Gus Dur. (bn-29w)